
Adapun terlahir sebagai arang, agaknya kalau dapat akan dihindari oleh setiap insan. Sejak lahir jangankan digendong, disentuhpun tidak karena rasa takut akan terkotori olehnya. Mengenai nilainya, jangankan satu gram, satu karung pun masih banyak orang yang dapat memilikinya. Keberadaannya pun terkadang tidak terlalu dirasakan.
Namun,
semahal-mahalnya emas jika ia berada di lingkungan yang salah di akan
rusak. Emas bila terkena merkuri (air raksa) akan kehilangan nilainya.
Emas ketika tersebar dan bercampur dengan tanah tidaklah ada nilainya.
Adapun arang, apabila ia berada di tempat yang sangat dingin, dimana
orang sangat membutuhkan kehangatan, nilai sekarung arang jauh lebih
berharga dari nilai emas satu bukit. Dari analogi di atas nampak bahwa
lingkungan tempat suatu benda berada dan nilai manfaat keberadaan suatu
benda pada lingkungan tersebut merupakan faktor yang penting untuk
menilai tingkat manfaat keberadaan suatu benda.
Ada
benda lain yang juga dinilai sangat tinggi oleh kebanyakan manusia,
yaitu intan. Intan yang jernih dan kokoh, dapat digunakan untuk
menghancurkan batu-batuan dan dapat juga digunakan sebagai perhiasan.
Jika diteliti lebih lanjut, ternyata unsur pembentuk intan dan arang
adalah sama-sama karbon. Keteraturan posisi molekul karbon dalam intan
tersebut menjadikannya kokoh dan indah. Hal yang menyebabkan intan jauh
lebih mahal daripada arang adalah karena intan sangatlah sulit didapat
dan sangat besar manfaatnya walaupun unsur pembentuknya sama-sama
karbon. Dapatkah arang berubah menjadi intan? Jika posisi-posisi molekul
karbon dalam arang dipindahkan sehingga menjadi teratur, bukan tidak
mungkin arang yang hina dina berubah menjadi intan yang mulia. Namun,
hal ini membutuhkan energi yang amat besar. Jadi walaupun unsur
pembentuk suatu benda sama, namun keteraturan letak molekul unsur
pembentuk dalam suatu benda dapat menyebabkan benda yang satu lebih
bernilai dari benda yang lain.
Manusia,
sebagai wakil Tuhan di muka bumi, sangatlah diharapkan dapat memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya dengan keberadaanya di atas bumi ini.
Tuhan telah memerintahkan kita untuk senantiasa berhijrah. Berhijrah
bukanlah selalu berarti berpindah tempat secara fisik namun hijrah
merupakan upaya berkesinambungan untuk dapat menjadi lebih bermanfaat
bagi lingkungan tempat manusia tersebut berada. Jika manusia merasa
dirinya kurang dihargai dalam lingkungannya, ada 2 hal yang dapat ia
lakukan, pindah secara fisik ke lingkungan yang lebih mendukung
keberadaannya atau mengubah/menata ulang dirinya sehingga menjadi lebih
bernilai dalam lingkungan tersebut, namun hal ini tentu saja membutuhkan
energi dan upaya yang jauh lebih besar.
sumber : Milis
0 Komentar untuk "Emas dan Arang"
Berkomentarlah dengan sopan dan santun,